Kamis, 10 September 2009

MITOS DI SEPUTAR PELUMAS

MITOS DI SEPUTAR PELUMAS

google8d8b23364792d8c6.html

MITOS DI SEPUTAR PELUMAS

R. Choerniadi Tomo - 738772

Pelumas yang lebih kental tidak selalu memberikan suara mesin yang lebih halus.

Kepercayaan bahwa untuk mendapatkan suara mesin yang lebih halus lebih baik menggunakan pelumas yang lebih kental, diawal mulai berkembangnya teknologi pelumas memang ada sedikit benarnya. Namun dengan teknologi aditif yang semakin maju, maka paradigma tersebut sudah lama ditinggalkan. Teknologi aditif saat ini mampu memberikan perlindungan lapisan pelumas (film strength ) yang semakin tinggi walaupun base oil yang digunakan relatif encer. Bahkan kecenderungan besar dunia saat ini yaitu konsumsi bahan bakar yang semakin hemat (fuel efficiency ), perlindungan lingkungan serta masa penggunaan pelumas yang semakin lama ( extended drain intervaal ) menuntut beberapa pabrikan mobil/kendaraan agar lebih memiliki preferensi pelumas berviskositas rendah, misalnya SAE 10W-30 atau SAE 15W-40 namun dengan film strength semakin tahan terhadap geseran dan beban yang berulang-ulang.

Jangan menjatuhkan pilihan pelumas anda semata-mata berdasarkan klaim bahwa pelumas tersebut berasal dari import atau hanya pada pelumas yang sering dipromosikan di TV atau hanya berdasarkan harga yang lebih mahal.

Mitos bawa pelumas import dan mahal atau pelumas yang loebih sering ditampilkan di TV mempunyai kualitas yang lebih meyakinkan ini terutama menghinggapi konsumen kalangan menengah keatas di negara-negara yang sedang berkembang. Namun disadari bahwa karena minimnya informasi mengenai pelumasan yang tepat maka mitos ini seolah-olah merupakan kebenaran. Walaupun sesungguhnya kualitas pelumas sama sekali tidak mempunyai korelasi dengan produk import/domestik, harga yang mahal/murah, packagingnya bagus/kurang bagus atau nama besar produsen pelumas tersebut. Setiap jenis pelumas mempunyai kategori dan klasifikasi masing-masing untuk melihat kualitas atau performanya. Sebagai contoh, khusus untuk mesin mobil bensin 4 langkah, klasifikasi internasional yang menunjukkan kualitasnya adalah standard API (American Petroleum Institute ). Diawali dengan huruf awal S – yang diambil dari kata spark ( plug – ingat busi ), diikuti dengan huruf kedua sesuai urutan abjad A, B, C, dst. Semakin mundur huruf abdjadnya maka semakin tinggi performa pelumasnya ( tentu saja jika perusahaan pelumas tersebut memang menguji pelumasnya di API ). Informasi API ini pasti ditulis di kemasan pelumasnya dan untuk merek pelumas apapun. Contoh sederhana, terdapat pelumas Lukman Oil. Sesudah menempuh pengujian yang panjang dan melelahkan, pelumas ini diberi sertifikasi API Service SG, dan disisi lain terdapat pesaingnya, pelumas TOP-10 ( bukan hanya Top Satu ) namun hanya memiliki sertifikasi API Service SF. Maka pelumas Lukman Oil jelas-jelas kualitasnya lebih baik walaupun produk domestik, harga lebih murah, promosi lebih sedikit atau kemasan kalah menarik (ingat : G dibelakang F pada urutan abjad ). – Detail tuntutan setiap kategori API ( mesin ujinya, batas minimalnya, perbedaan masing-masing kategori ) ada pada penulis.

Sertifikasi API yang menunjukkan unjuk kerja pelumas bukan hanya digunakan oleh PERTAMINA.

Jelas pendapat yang mengatakan bahwa sertifikasi API hanya digunakan oleh Pertamina itu sangat keliru, mengingat PERTAMINA usianya relatif muda dibandingkan pesaing-pesaing top lain. Dan awal kebangkitan bisnis pelumas PERTAMINA justru karena afiliasinya dengan Mobil Oil dan Shell, dua perusahaan pelumas papan atas dunia. Jelas sebagian besar ilmu dan strategi marketing pelumas PERTAMINA mengadopsi praktek-praktek bisnis yang dilakukan kedua perusahaan tersebut. Sama seperti industri makanan yang perlu diatur oleh Dirjen POM atau FDA (Food & Drug Association – di A.S ), baja perlu ASTM, SII atau Airliner perlu IATA maka bisnis pelumas juga perlu wasit yang independen yaitu API.

Pelumas yang baik memberikan pengaruh yang kecil pada tinggi rendahnya temperatur mesin serta halus kasarnya suara mesin.

Halus kasarnya suara mesin serta tinggi rendahnya temperatur mesin sama sekali tidak berhubungan dengan pelumas. Didalam mekanisme pendinginan mesin (cooling system ) terdapat suatu mekanisme yang bekerjanya secara otomotis untuk mengendalikan temperatur mesin. Pada saat temperatur mesin masih dingin, misalnya pada saat starter, maka termostat akan memerintahkan air pendingin mesin tidak dilewatkan pada radiator untuk didinginkan. Dengan sendirinya temperatur mesin akan naik dengan relatif cepat agar tercapai temperatur mesin yang ideal untuk keperluan apapun, termasuk untuk keperluan pelumasan. Sebaliknya jika temperatur ideal telah tercapai dan terdapat tendensi temperatur akan tetap naik, maka air pendingin mesin pasti akan dilewatkan ke radiator pendingin agar temperatur tetap stabil. Demikian proses ini terjadi hingga temperatur mesin tetap dijaga sekitar 80 – 90oC tidak peduli pelumas yang digunakan. Proses pelepasan panas mesin sebagian besar juga dilakukan melalui cooling system tersebut dan peranan pelumas untuk menurunkan temperatur mesin sangat kecil kontribusinya. Dilihat dari aspek pelumasan justru jika temperatur mesin terlalu dingin maka ketebalan lapisan pelumas menjadi terlalu tebal akibatnya memang suara mesin kelihatan lebih halus namun gesekan antar bagian mesin yang saling berkontak menjadi lebih berat akibat timbulnya internal friction yang lebih kuat antar molekul-molekul pelumas itu sendiri serta antara melokul-molekul pelumas dengan permukaan mesin.

PAPER

Pelumas-Pelumas Yang Dijual Di Pasar Kualitasnya Sangat Bervariasi

Anggapan bahwa semua pelumas yang dijual di pasar baik di toko, kios pengecer maupun SPBU adalah sama merupakan suatu pengertian yang keliru yang umum menghinggapi orang-orang yang kurang terdidik. Orang-orang ini mengabaikan banyak sekali kemajuan teknologi yang berhasil dicapai kalangan industri pelumas selama beberapa puluh tahun terakhir ini. Teknologi generasi terakhir dalam pengembangan base oil ( bahan dasar pembuatan pelumas ) dan pengembangan aditif baru saat ini mungkin tidak akan terbayangkan oleh para orang tua kita.. Beberapa tahun yang lalu para pabrikan mobil hanya merekomendasikan penggunaan pelumas hingga 2.500 km saja. Namun saat ini mobil-mobil generasi lebih baru sudah mulai merekomendasikan penggunaan pelumas hingga 15.000 km dengan menggunakan pelumas mineral. Sedangkan kita tahu bahwa mesin baru beroperasi justru pada temperature mesin yang lebih tinggi, putaran mesin yang lebih cepat serta toleransi yang lebih kecil. Bahkan pelumas generasi mutakhir memiliki viskositas yang lebih encer ( beberapa diantaranya SAE 10W-30 ) namun dengan daya proteksi mesin yang lebih baik bahkan dibandingkan dengan pelumas monograde SAE 40 yang biasa kita gunakan 10 tahun yang lalu.

Pelumas Pertamina Bukan Hanya Aman Digunakan Hingga 2.500 km

Saat ini bisa dikatakan bahwa keputusan pemilihan pelumas bagi para konsumen serta jarak penggunaannya tergantung tulisan tangan para mekanik bengkel pada kartu ganti oli/kartu servis. Celakanya banyak diantaranya merupakan orang-orang yang hanya terdidik pada bidang mekanikal mesin saja namun mempunyai pengetahuan yang sangat minim dalam bidang pelumas. Disinilah penyebab utama adanya persepsi yang salah mengenai pelumas Pertamina.

Dengan selalu mengikuti perkembangan teknologi base oil serta aditif mutakhir, saat ini Pertamina sudah mampu memproduksi pelumas yang aman digunakan hingga ribuan km. Road test dengan mobil yang umum digunakan oleh masyarakat menunjukkan bahwa pelumas Fastron aman digunakan hingga 10.000km, Prima XP dan Mesran Super aman digunakan hingga 7.500 km sedangkan Mesran 40 aman digunakan hingga 4.000 km. Penentuan jarak tempuh aman ini bahkan setelah melalui analisis fisika maupun kimia pelumas bekasnya serta analisis ausan logam dari mesin serta setelah mesin mobil itu sendiri dibongkar untuk melihat hasil pelumasan pelumas unggulan Pertamina.

Ilustrasi sederhana mengenai pelumas multrigrade SAE 10W-30.

Banyak pengguna pelumas belum mampu memahami viskositas pelumas baik yang multigrade maupun monograde. Gambaran sederhana mengenai viskositas multigrade SAE 10W-30 ini, kira-kira sebagai berikut , pelumas ini akan mengalir dan tertuang seperti pelumas encer dengan SAE 10W pada temperature yang sangat rendah namun kekentalannya tetap terjaga seperti SAE 30 pada temperature operasi mesin. Tetap terjaga pada temperature mesin yang panas karena adanya penambahan aditif khusus yang dapat memperbaiki indeks viskositasnya serta akibat bahan dasar pelumasnya sendiri yang relative kental.


2 komentar:

  1. Pelumasan Manual adalah proses yang memakan waktu, membosankan dan kadang-kadang terlupakan, Dan sebagai hasil dari pelumasan yang tidak memadai tersebut menyebabkan biaya perbaikan Alat dan biaya down time nya menjadi begitu tinggi.

    Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai Autolube System silahkan mengunjungi website kami di http://www.lubtech.co.id/

    BalasHapus